Wednesday, 25 December 2013

KELAINAN DEFEK


KELAINAN DEFEK

A.   Pendahuluan
Jantung adalah organ berupa otot berbentuk kerucut. Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom.
Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak lahir dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Anak adalah merupakan potensi dan penerus dari cita – cita bangsa untuk melanjutkan pembangunan sehingga anak perlu dicaga agar terhindar dari penyakit.
VSD adalah suatu penyakit kelainan pada jantung bawaan berupa lubang pada septum interventrikuler, lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fungsi septim interventrikuler semasa janin dalam kandungan.
Untuk menghindari atau mencegah penyebab dari penyakit ini semaksimal mungkin perawat harus berusa memberikn nasehat terutama pada ibu yang sedang hamil untuk tidak mengkonsumsi alkohol ataupun obat – obatan sembarang.

B.   Definisi
Ventrikel septum defek yaitu kelainan jantung bawaan berupa lubang pada septum interventrikuler, lubangtersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fungsi septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan, sehingga darah bisa mengalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya.
VSD yaitu defek yang biasanya terjadi pada septum pars membranaseum dan terletak dibawah katup aorta kadang defek terjadi pada pars muscolorum.
VSD perimembraneus dapat pula terletak baik dibawah cincin katup aorta maupun pulmonal, keadaan ini disebut “ doubly commited vsd “. VSD biasanya bersifat tunggal tetapi dapat pula multiple, vsd muskuler yang multiple disebut “ swiss cheese vsd “.

C.   Etiologi
Lebih dari 90% kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya adalah multi faktor. Faktor yang berpengaruh adalah :1. Faktor eksogen: berbagai jenis obat, penyakit ibu ( rubella, IDDM ), ibu hamil dengan alkoholik. 2. Faktor endogen: penyakit genetik ( dowm sindrom).

D.   Gambaran Klinis
Menurut ukurannya VSD dapat dibagi menjadi:
1.    VSD kecil
a.    Biasanya asimptomatik
b.    Defek kecil 1 – 5 mm
c.    Tidak ada gangguan tumbuh kembang
d.    Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltik yang menjalar ke seluruh tubuh perikardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi penutupan VSD
e.    EKG : dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri
f.     Radiologi : ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat
g.    Menutup secara spontan pada waktu umur 3 tahun
h.    diperlukan kateterisasi jantung
2.    VSD sedang
a.    Sering terjadi simptom pada masa bayi
b.    Sesak nafas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu menghabiskan minuman dan makanannya
c.    Defek 5 – 10 mm
d.    BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
e.    Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk sembuh
paru tetapi umumnya responsif terhadap pengobatan
f.     Takipnue
g.    Retraksi
h.    Bentuk dada normal
i.      EKG : terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan , tetapi kiri lebih meningkat
j.      Radiologi : terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan pembesaran pembuluh darah di hilus
3.    VSD besar
a.    Sering timbul gejala pada masa neonatus
b.    Dispnea meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu pertama setelah lahir
c.    Pada minggu ke 2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung biasanya baru timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi saluran nafas bagian bawah
d.    Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan
e.    Gangguan tumbuh kembang
f.     EKG : terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
g.    Radiologi : pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan vaskularisasi paru perife
E.   Patofisiologi
VSD ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Kira – kira 20% dari defek ini pada anak adalah defek sederhana, banyak diantaranya menutup secara spontan. Kira – kira 50 % - 60% anak – anak menderita defek ini memiliki defek sedang dan menunjukkan gejalanya pada masa kanak – kanak. Defek ini sering terjadi bersamaan dengan defek jantung lain. Perubahan fisiologi yang terjadi sebagai berikut :
1.    Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikei kanan.
2.    Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vaskular pulmonar.
3.    Jika tahanan pulmonar ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat menyebabkan pirau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri menyebabkan sianosis (sindrom eisenmenger).

F.    Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostik
1.    Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel
2.    EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri
3.    Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
4.    Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang dilakukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan perdarahan

G.   Penatalaksanaan
1.    VSD kecil tidak perlu dirawat, pemantauan dilakukan di poliklinik kardiologi anak.
2.    Berikan antibiotik seawal mungkin
3.    Vasopresor atau vasodilator adalah obat – obat yang dipakai untuk anak dengan VSD dan gagal jantung misal dopamin ( intropin ) memiliki efek inotropik positif pada miokard menyebabkan peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan sistolik serta tekanan nadi. Sedang isoproterenol ( isuprel) memiliki efek inotropik posistif pada miokard menyebabkan peningkatan curah jantung dan kerja jantung.
4.    Bayi dengan gagal jantung kronik mungkin memerlukan pembedahan lengkap atau paliatif dalam bentuk pengikatan/ penyatuan arteri pulmonar. Pembedahan tidak ditunda sampai melewati usia prasekolah.

H.   Diagnosa Keperawatan
a.    Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
b.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.
c.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan anak.
d.    Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan malformasi jantung.
e.    Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan terhadap keadaan post op
f.     Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasi.
g.    Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan pemasangan mesin jantung.
h.    Gangguan rasa nyamam nyeri berhubungan dengan luka post op
i.      Resiko komplikasi

I.     Kesimpulan
Lebih dari 90 % kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya adalah multifaktor. Ventrikel septum defek ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, yang biasanya dari kiri ke kanan.
Pada anak dengan ventrikel septum defek sederhana gambaran klinisnya dapat meliputi adanya murmur, intoleransi latihan ringan, keletihan, dispnue selama beraktivitas dan infeksi saluran nafas yang berulang – ulang dan berat.
Keseriusan gangguan ini tergantung dari pada ukuran dan derajat hipertensi pulmonar, jika anak asimptomatik masih tidak diperlukan pengobatan tetapi jika timbul gagal jantung kronik diperlukan untuk penutupan defek atau pembedahan.Resiko bedah kira – kira 3 % idealnya pada anak umur 3 sampai 5 tahun.


DAFTAR PUSTAKA

Cecily L. Bets, Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3, Jakarta : EGC, 2002.

Ilmu Kesehatan Anak 2, Bagian ilmu Kesehatan FKUI, Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta.

Judith M. Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keparawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, edisi 7 jakarta, EGC, 2007.

M.D. Donald C. Flyar, Kardiologi anak Nadas, Gajah Mada, University Press, 1996

No comments:

Post a Comment