Wednesday, 25 December 2013

HUBUNGAN ANTARA ACTIVITY BASED BUDGETING, ACTIVITY BASED MANAGEMENT, DAN ACTIVITY BASED COST SYSTEM


HUBUNGAN ANTARA ACTIVITY BASED BUDGETING, ACTIVITY BASED MANAGEMENT, DAN ACTIVITY BASED COST SYSTEM 

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Activity based budgeting, activity based management, dan activity based cost system merupakan system terpadu yang menjadikan activity based management sebagai intinya.
Ketiga sistem tersebut digunakan untuk menghasilkan value terbaik bagi customer melalui aktivitas yang effective cost. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan proses perencanaan yang memotivasi personel dalam menghasilkan value terbaik bagi customer secara effective cost. Activity based budgeting digunakan
sebagai alat perencanaan dan pemotivasian personel perusahaan dalam menghasilkan value terbaik bagi customer secara effective cost. Dalam activity based budgeting, personel, perusahaan merencanakan improvement terhadap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer. Melalui activity based management personel perusahaan merencanakan activity sharing dan activity selection terhadap aktivitas penambah nilai, serta activity reduction dan activity elimination terhadap men-value added activities. Hasil penerapan activity based management dalam proses penyusunan anggaran ini adalah cot reduction target yang akan diwujudkan dalam tahun anggaran.

B.   Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui konsep activity based budgeting
2.    Untuk mengetahui konsep activity based management system
3.    Untuk mengetahui konsep activity based cost system
4. Untuk mengetahui hubungan konsep Activity based budgeting, activity based management, dan activity based cost system


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Konsep Activity Based Budgeting (ABB)
1.    Definisi Activity Based Budgeting
ABB adalah proses perencanaan pengerahan dan pengarahan seluruh aktivitas perusahaan ke penciptaan nilai. Ada dua hal penting yang terkandung dalam definisi tersebut: (1) activity based budgeting berfokus ke penciptaan nilai dan (2) activity based budgeting merupakan proses perencanaan pengerahan dan pengarahan seluruh aktivitas perusahaan.
2.    Mindset yang Melandasi Activity Based Budgeting
Activity based budgeting dilandasi oleh tiga mindset: customer value mindset, continuous improvement mindset, dan organizational system mindset. Customer value mindset mengarahkan proses penyusunan anggaran untuk menjadikan organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa yang menghasilkan value bagi customer melalui berbagai value added activity bagi customer. Continuous improvement mindset mendorong seluruh personel untuk merencanakan improvement berkelanjutan terhadap sistem dan proses yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan value bagi customer. Organizational system mindset menghasilkan aktivitas pemberdayaan karyawan dan pengembangan organisasi nirbatas (boundaryless organization) yang menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi personel untuk secara optimal memanfaatkan kompetensi dan komitmen mereka.
3.    Perbedaan Activity Based Budgeting dengan Functional Based Budgeting
Activity based budgeting berbeda secara signifikan dengan functional based budgeting.
-       Fokus functional budgeting adalah perwujudan tujuan fungsi (seperti fungsi pemasaran, fungsi produksi, dan fungsi keuangan), sehingga sering kali tujuan perusahaan secara keseluruhan terabaikan. Activity based budgeting, di pihak lain, berfokus ke pencapaian tujuan sistem __serangkaian proses yang didesain untuk menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan customer, baik internal maupun eksternal
-       Manajer yang bertanggung jawab sebagai penyusun anggaran (budgeter) dalam functional based budgeting adalah manajer fungsional __manajer yang memimpin personel yang memiliki keahlian spesifik dan sempit. Spesialisasi keahlian personel di bawah manajer fungsional mengurangi kemampuan mereka untuk memecahkan masalah atau menggarap peluang bisnis yang kompleks. Di lain pihak, penyusutan anggaran dalam activity based budgeting terutama adalah case manager dan team leader. Kedua tipe pemimpin ini memimpin berbagai personel yang memiliki berbagai keahlian, sehingga memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah atau menggarap peluang bisnis yang kompleks dalam waktu cepat.
-       Tujuan yang hendak dicapai melalui functional based budgeting adalah (1) menjalankan bagian dari sistem yang telah ada, (2) memenuhi kebutuhan fungsi, (3) menyediakan tolok ukur untuk pengendalian pelaksanaan pekerjaan fungsi, dan (4) alokasi sumber daya. Di lain pihak activity based budgeting bertujuan untuk (1) melaksanakan improvement terhadap sistem (bukan hanya bagian dari sistem), (2) memuaskan kebutuhan customer, baik internal maupun eksternal, (3) mencari peluang bisnis, bukan sekedar penyelesaian masalah-masalah bisnis yang dihadapi, dan (4) mewujudkan penciptaan nilai (value creation) melalui manajemen berbasis aktivitas.
Dalam penyusunan anggaran tradisional, pada umumnya proses penyusunan anggaran dimulai dari pembuatan prakiraan penjualan (sale forecast) yang dibuat oleh fungsi pemasaran. Berdasarkan prakiraan penjualan ini, kemudian dilakukan alokasi sumber daya ke fungsi-fungsi lain seperti teknik, produksi, pengadaan, keuangan, akuntansi, keamanan, SDM untuk menunjang perwujudan prakiraan penjualan yang dibuat oleh fungsi pemasaran.

B.   Konsep Activity Based Management (ABM)
Activity based management (ABM) adalah pendekatan manajemen  yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyediaan value tersebut. Dalam defenisi ABM ini terdapat dua frasa penting: (1) pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk improvement berkelanjutan terhadap customer value. Fokus pengelolaan dengan menggunakan ABM diletakkan pada aktivitas komponen terkecil  dalam proses untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer. dan (2) pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk menghasilkan laba dari penyediaan value bagi customer. Laba merupakan selisih lebih pendapatan dikurangi biaya. Pendapatan diperoleh dari penjualan fitur produk/jasa kepada customer. Dalam menghasilkan pendapatan dalam mengonsumsi biaya, aktivitas menjadi titik pusat pengelolaan.
Tujuan ABM menitikberatkan pengelolaannya ke noon value added activity yang ditujukan untuk meningkatkan cost effectiveness proses yang digunakan untuk melayani customer.

Posisi ABM Dalam resource Management System
Resource management  system terdiri atas empat sistem: sistem penyusunan program, sistem penyusunan anggaran, sistem pengimplementasian, dan sistem pemamtauan. Dalam sistem penyusunan program mulai dialokasikan sumber daya (berupa investasi dan biaya) ke setiap program, dan mulai diperhitungkan pendapatan yang direncanakan akan diperoleh perusahaan dari setiap program bermotif laba. Dalam sistem penyusunan anggaran diperhitungkan lebih rinci investasi dan biaya yang direncanakan akan dikeluarkan dalam tahun anggaran untuk melaksanakan bagian dari berbagai program perusahaan, dan diperhitungkan pendapatan yang direncanakan akan diperoleh perusahaan selama tahun anggaran. Dalam sistem pengimplementasian, rencana yang tercantum dalam anggaran dilaksanakan. Dalam sistem pemantauan, informasi (baik keuangan maupun non keuangan) pelaksanaan rencana ditangkap, diklasifikasikan, digolongkan, diringkas, dan disediakan dalam  shared database untuk dapat di akses oleh perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya.

C.   Konsep Activity Based Cost System
ABC System adalah Sistem Analisis Biaya
Oleh karena itu pada tahap perkembangan awalnya ABC system digunakan untuk memperbaiki metode penentuan biaya produk, maka sampai sekarang masih ada sebagian orang yang memandang ABC system tidak lebih sebagai sistem akuntansi biaya yang berfungsi mengukur, mengklasifikasikan, dan mencatat data biaya serta menyajikan laporan biaya kepada manajemen puncak. Pandangan seperti ini  berakar dari teknologi manual yang digunakan dalam proses akuntansi biaya tradisional.
Dengan teknologi manual, akuntansi biaya hanya dapat menyediakan informasi biaya dalam dua dimensi biaya dan dimensi produk yang mengkonsumsi biaya tersebut atau dimensi biaya dengan unit organisasi yang bertanggungjawab atas biaya yang bersangkutan. Dengan teknologi informasi, data biaya disediakan di dalam shared database berupa data biaya multidimensi , seperti dimensi aktivitas, dimensi jenis biaya (natural classification), dimensi pusat pertanggungjawaban, dimensi aktivitas, dimensi produk/jasa, dan dimensi customer.

ABC system adalah Sistem Informasi Biaya untuk Segala Macam Organisasi         
Akuntansi biaya tradisional di desain dengan perusahaan manufaktur sebagai modelnya. Oleh karena itu, biaya digolongkan  menurut fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur: produksi, administrasi dan umum, serta pemasaran. ABC system menjadikan aktivitas sebagai titik pusat kegiatannya. Informasi tentang aktivitas  diukur, dicatat dan disediakan  dalam shared database melalui ABC system. ABC system tidak hanya berfokus ke perhitungan biaya fitur produk/jasa, namun mencakup perspektif yang lebih luas, yaitu pengurangan biaya melalui pengelolaan aktivitas. Perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang serta organisasi sektor publik dan organisasi nirlaba berkepentingan untuk mengurangi biaya melalui sistem informasi biaya yang mampu menyediakan informasi berlimpah tentang aktivitas. ABC system merupakan system informasi yang sangat kuat memampukan personel di perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang serta organisasi sektor publik dan organisasi nirlaba dalam mengelola aktivitas.
 
ABC System Mencakup Seluruh Biaya   
Akuntansi biaya tradisional didesain untuk perusahaan manufaktur dan hanya berfokus ke biaya produksi yaitu biaya  yang terjadi dalam tahap produksi salah satu dari berbagai tahap dalam proses pembuatan produk. ABC system berfokus ke pengurangan biaya, dan tidak hanya  terhadap biaya yang terjadi di tahap produksi, namun mencakup biaya di seluruh tahap pembuatan produk, sejak tahap desain dan pengembangan sampai dengan tahap purnajurnal.

ABC system berfokus ke Pengurangan Biaya
Akuntansi biaya tradisional berfokus ke perhitungan biaya produk dan pengendalian biaya. Pengendalian biaya dalam akuntansi biaya tradisional dilaksanakan melalui perhitungan biaya produk per unit dan akuntansi pertanggungjawaban. Pengendalian biaya difokuskan hanya terhadap biaya produksi- biaya yang terjadi dalam tahap produksi. ABC system berfokus ke pengurangan biaya. Biaya hanya dapat berkurang jika personel melakukan tindakan terhadap sesuatu yang menjadi penyebab timbulnya biaya-biaya aktivitas.

ABC system Menyediakan Informasi Bagi Seluruh Personel Organisasi
Akuntansi biaya tradisional didesain pada zaman teknologi manual untuk memproses data akuntansi. Teknologi manual inilah yang membatasi pemakai informasi yang dihasilkan akuntansi. Data akuntansi dicatat dalam kartu atau buku, dan untuk dapat dimanfaatkan, data dalam kartu atau buku tersebut perlu disajikan dalam bentuk laporan keuangan.
ABC system didesain  dalam era teknologi informasi. Dengan teknologi ini, data biaya  dan data operasi dicatat dan diklasifikasikan dalam shared database. Dari database ini, informasi biaya dapat di akses oleh personel organisasi yang diberi wewenang untuk itu. Informasi yang dihasilkan ABC system bersifat multidimensi dan berupa informasi keuangan dan nonkeuangan.

D.   Hubungan Antara Activity Based Budgeting, Activity Based Management, Dan Activity Based Cost System
Hubungan antara activity based budgeting, activity based management, dan activity based cost system dilukiskan pada gambar berikut ini. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa activity based budgeting, activity based management, dan activity based cost system merupakan system terpadu yang menjadikan activity based management sebagai intinya.
 



Ketiga sistem tersebut digunakan untuk menghasilkan value terbaik bagi customer melalui aktivitas yang effective cost. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan proses perencanaan yang memotivasi personel dalam menghasilkan value terbaik bagi customer secara effective cost. Activity based budgeting digunakan sebagai alat perencanaan dan pemotivasian personel perusahaan dalam menghasilkan value terbaik bagi customer secara effective cost. Dalam activity based budgeting, personel, perusahaan merencanakan improvement terhadap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer. Melalui activity based management personel perusahaan merencanakan activity sharing dan activity selection terhadap aktivitas penambah nilai, serta activity reduction dan activity elimination terhadap men-value added activities. Hasil penerapan activity based management dalam proses penyusunan anggaran ini adalah cot reduction target yang akan diwujudkan dalam tahun anggaran.
Rencana yang dituangkan dalam activity based budget kemudian diimplementasikan. Dalam implementasi anggaran ini, activity sharing dan activity selection terhadap aktivitas penambah nilai serta activity reduction dan activity climination terhadap men-value added activities yang direncanakan dalam activity based budget, kemudian direalisasikan oleh personel perusahaan. Activity based management, kemudian direalisasikan oleh personel perusahaan. Activity based management digunakan untuk merealisasikan rencana pengelolaan aktivitas yang dicantumkan dalam activity-based budget.
Implementasi activity-based budget memerlukan pemantauan untuk memberikan umpan balik kepada personel perusahaan mengenai efektivitas pelaksanaan rencana. Diperlukan sistem informasi yang dapat mengukur implementasi rencana dan memberikan umpan balik tentang hasil pengukuran tersebut. Activity-based cost system, merupakan sistem informasi yang digunakan untuk mengukur implementasi activity-based budget dan mengkomunikasikan hasil pengukuran tersebut kepada personel yang bertanggung jawab. Activity-based management dipakai sebagai dasar untuk mendesain activity-based system yang merupakan sistem informasi yang diperlukan untuk memantau implementasi activity-based budget. Activity based cost system didesain untuk mengukur hasil pencapaian cost reduction target yang direalisasikan melalui activity sharing dan activity selection terhadap aktivitas penambah nilai, serta activity reduction dan activity climination terhadap non-value added activities.
Jelaskan hubungan antara activity-based budgeting, activity-based management dan
activity-based cost system. 4. Jelaskan tujuan utama activity-based ...
2008 - 586 halaman - Tampilan cuplikan
Pandji Anoraga, H. Djoko Sudantoko, Indonesia
2002 - 356 halaman - Tampilan cuplikan
2003 - 207 halaman - Tampilan cuplikan


DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.

No comments:

Post a Comment