BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ca mammae pada wanita menduduki tempat nomor dua setelah carcinoma
serviks uteri. Kurva insiden usia bergerak tinggi sejak usia 30 tahun. Kanker
jarang ditemukan pada usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi pada usia 45-66
tahun. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh
secara tidak teratur sehingga pertambahan sel tidak dapat dikendalikan dan akan
tumbuh menjadi benjolan tumor (cancer). Apabila tumor ini tidak diambil dan
dibuang, dikhawatirkan akan masuk dan menyebar ke dalam jaringan yang sehat.
Ada kemungkinannya juga sel kanker tersebut melepaskan diri dan menyebar ke
seluruh tubuh.
Ca. Mammae adalah kanker
yang relatif sering dijumpai dan merupakan penyebab kematian utama pada wanita berusia 45 dan 64 tahun.
yang relatif sering dijumpai dan merupakan penyebab kematian utama pada wanita berusia 45 dan 64 tahun.
Ca. Mammae merupakan penyakit yang
mengancam atau semua wanita dapat beresiko untuk terkena kanker payudara ini,
tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara sebaliknya faktor
genetik, hormonal dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang
terjadinya kanker ini.
Beberapa gambaran kanker payudara
menunjang prognolisnya, secara umum, makin kecil tumor, makin baik
prognosisnya, karsinoma payudara bukan semata-semata keadaan patologis yang
terjadi hanya dalam semalam, tetapi membutuhkan + 2 tahun agar bisa teraba
Pemberian asuhan keperawatan pada
pasien yang mengalami ca. mammaaae adalah yang spedifik berhubungan dengan
diagnosis, tumor, terlebih tumor yang diduga/ dinyatakan ganas, peran perawat
sangat penting dalam meningkatkan merehabititasi dan mengkoordinasikan klien
terhadap keadaan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Memahami pengertian sarcoma payudara;
2. Menyebutkan gejala sarcoma payudara;
3. Memahami penanganan sarcoma payudara;
4. Mengetahui pengertian kanker payudara;
5. Mengetahui penyebab kanker payudara;
6. Mengetahui gejala kanker payudara;
7. Mengetahui strategi pencegahan kanker payudara;
8. Mengetahui pengobatan pada kanker payudara.
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini selain sebagai salah satu tugas dari
dosen juga sebagai bahan diskusi dan bahan pelajaran untuk mengetahui sarcoma dan
kanker payudara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sarcoma Payudara
Sarcoma payudara adalah salah satu tumor ganas yang
terdapat pada payudara. Keganasan yang ditimbulkannya sangat jarang meliputi
kurang dari 1% dari seluruh keganasan yang terdapat pada payudara. Sarcoma
payudara terbatas pada tumor yang
berasal dari bagian mesenkim yang menyokong stroma interlobular.
B. Gejala Sarcoma Payudara
Sacoma payudara memberikan gejala berupa massa yang
meliputi hampir seluruh payudara yang tidak nyeri. Punya riwayat benjolan yang
awalnya kecil kemudian membesar dengan sangat cepat, kadang-kadang mengenai
kulit dan putting. Pembesaran kelenjar getah bening diaksila kadang didapati,
tetapi pada pemeriksaan hitopatologi
sangat jarang ditemukan adanya metastase. Umur yang sering dikenai
berdasarkan laporan adalah kisaran 44 – 55 tahun.
Pembesaran tumor biasanya berupa massa yang tumbuh
ekspansif meliputi seluruh jaringan lunak pada payudara.
C. Penanganan pada Sarcoma Payudara
Sarcoma payudara biasanya ditangani secara
pembedahan yang merupakan terapi utama. Dibutuhkan eksisi luas dengan batas
bebas tumor yang ditentukan secara histopatologis. Dengan melakukan mastektomi
pengangkatan payudara untuk memastikan bebas tumor pada kasus tumor yang besar,
serta diberikan kemoterapi. Diseksi kelenjar getah bening aksila hanya jika
dibutuhkan aksisi tumor menyeluruh.
D. Pengertian Carsinoma Mammae
Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan
pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase (Soeharto Resko Prodjo,
1995)
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda
Juall Carpenito, 1995).
E. Anatomi
F. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara. Beberapa faktor resiko tersebut adalah:
Usia. Sekitar
60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar
ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
Pernah menderita kanker payudara. Wanita yang pernah menderita kanker in situ
atau kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara.
Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada
payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
Riwayat
keluarga yang menderita kanker payudara. Wanita yang ibu, saudara
perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar
untuk menderita kanker payudara.
Faktor genetik dan hormonal. Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya
berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang
wanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker
payudara sangat besar. Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya
kanker payudara adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2. Kenyataan ini menimbulkan
dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara
genetik mengalami kerusakan. Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu
pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita,
terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan,
tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah
mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
Pernah menderita penyakit payudara non-kanker. Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara non-kanker yang menyebabkan bertambahnya jumlah saluran air susu dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara (hiperplasia atipik).
Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarke sebelum usia 12 tahun. Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara
Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen. Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat jika pemakaiannya lebih lama.
Obesitas pasca menopause. Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes.
Pemakaian alkohol. Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
Bahan kimia. Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
DES
(dietilstilbestrol). Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran
memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara.
Penyinaran. Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada
masa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
Faktor resiko lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
G. Patofisiologi
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel
dan paling sering terjadi pada sistem duktal, mula – mula terjadi hiperplasia
sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik. Sel - sel ini akan berlanjut
menjadi carsinoma insitu dan menginvasi
stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal
sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira – kira berdiameter 1 cm). Pada
ukuran itu kira–kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis.
Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah (Price, Sylvia,
Wilson Lorrairee M, 1995)
H. Gambaran Klinik
Menurut William Godson III. M. D
- Tanda carsinoma
Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik
yang khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk
bulat dan elips
- Gejala carsinoma
Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting
eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan
turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase.
I.
Penatalaksanaan Medis
Untuk kanker yang terbatas
pada payudara, pengobatannya hampir selalu meliputi pembedahan (yang dilakukan
segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor.
Terdapat sejumlah pilihan
pembedahan, pilihan utama adalah mastektomi (pengangkatan seluruh payudara)
atau pembedahan breast-conserving (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal
di sekitarnya). Pembedahan breast-conserving
Lumpektomi : pengangkatan
tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di sekitarnya
Eksisi luas atau mastektomi
parsial : pengangkatan tumor dan jaringan normal di sekitarnya yang lebih
banyak
Kuadrantektomi :
pengangkatan seperempat bagian payudara.
Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker. Keuntungan utama dari pembedahan breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik. Biasanya efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak lama. Kulit tampak merah atau melepuh.
Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker. Keuntungan utama dari pembedahan breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik. Biasanya efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak lama. Kulit tampak merah atau melepuh.
Mastektomi
Mastektomi simplek : seluruh
jaringan payudara diangkat tetapi otot dibawah payudara dibiarkan utuh dan
disisakan kulit yang cukup untuk menutup luka bekas operasi. Rekonstruksi
payudara lebih mudah dilakukan jika otot dada dan jaringan lain dibawah
payudara dibiarkan utuh. Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati kanker
invasif yang telah menyebar luar ke dalam saluran air susu, karena jika
dilakukan pembedahan breast-conserving, kanker sering kambuh.
Mastektomi simplek ditambah
diseksi kelenjar getah bening atau modifikasi mastektomi radikal : seluruh
jaringan payudara diangkat dengan menyisakan otot dan kulit, disertai
pengangkatan kelenjar getah bening ketiak.
Mastektomi radikal : seluruh
payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat.
Terapi penyinaran yang
dilakukan setelah pembedahan, akan sangat mengurangi resiko kambuhnya kanker
pada dinding dada atau pada kelenjar getah bening di sekitarnya. Ukuran tumor
dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening mempengaruhi pemakaian
kemoterapi dan obat penghambat hormon. Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang
garis tengahnya lebih kecil dari 1,3 cm bisa diatasi dengan pembedahan saja.
Jika garis tengah tumor lebih besar dari 5 cm, setelah pembedahan biasanya
diberikan kemoterapi. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 7,6 cm,
kemoterapi biasanya diberikan sebelum pembedahan. Penderita karsinoma lobuler
in situ bisa tetap berada dalam pengawasan ketat dan tidak menjalani pengobatan
atau segera menjalani mastektomi bilateral (pengangkatan kedua payudara). Hanya
25% karsinoma lobuler yang berkembang menjadi kanker invasif sehingga banyak
penderita yang memilih untuk tidak menjalani pengobatan. Jika penderita memilih
untuk menjalani pengobatan, maka dilakukan mastektomi bilateral karena kanker
tidak selalu tumbuh pada payudara yang sama dengan karsinoma lobuler. Jika
penderita menginginkan pengobatan selain mastektomi, maka diberikan obat
penghambat hormon yaitu tamoxifen. Setelah menjalani mastektomi simplek, kebanyakan
penderita karsinoma duktal in situ tidak pernah mengalami kekambuhan. Banyak
juga penderita yang menjalani lumpektomi, kadang dikombinasi dengan terapi
penyinaran. Kanker payudara inflamatori adalah kanker yang sangat serius
meskipun jarang terjadi. Payudara tampak seperti terinfeksi, teraba hangat,
merah dan membengkak. Pengobatannya terdiri dari kemoterapi dan terapi
penyinaran. Rekonstruksi payudara Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan
implan silikon atau salin maupun jaringan yang diambil dari bagian tubuh
lainnya. Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga
dilakukan di kemudian hari. Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon telah
dipertanyakan. Silikon kadang merembes dari kantongnya sehingga implan menjadi keras,
menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah. Selain itu, silikon kadang masuk ke
dalam aliran darah. Kemoterapi & Obat
Penghambat Hormon Kemoterapi
dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera setelah pembedahan dan
dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun. Pengobatan ini menunda kembalinya
kanker dan memperpanjang angka harapan hidup penderita. Pemberian beberapa
jenis kemoterapi lebih efektif dibandingkan dengan kemoterapi tunggal. Tetapi
tanpa pembedahan maupun penyinara, obat-obat tersebut tidak dapat menyembuhkan
kanker payudara. Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah,
luka terbuka di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang
sifatnya sementara.
Pada saat ini muntah relatif
jarang terjadi karena adanya obat ondansetron. Tanpa ondansetron, penderita
akan muntah sebanyak 1-6 kali selama 1-3 hari setelah kemoterapi. Berat dan
lamanya muntah bervariasi, tergantung kepada jenis kemoterapi yang digunakan
dan penderita. Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka
terhadap infeksi dan perdarahan. Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut
akan menghilang. Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan
sebagai terapi lanjutan setelah pembedahan.
Tamoxifen secara kimia
berhubungan dengan esrogen dan memiliki beberapa efek yang sama dengan
terapisulih hormon (misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dan
penyakit jantung serta meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi
tamoxifen tidak mengurangi hot flashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat
menopause. Pengobatan kanker payudara yang telah menyebar Kanker payudara bisa
menyebar ke berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh yang paling sering diserang
adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar getah bening, otak dan kulit. Kanker
muncul pada bagian tubuh tersebut dalam waktu bertahun-tahun atau bahkan
berpuluh-puluh tahun setelah kanker terdiagnosis dan diobati. Penderita kanker
payudara yang telah menyebar tetapi tidak menunjukkan gejala biasanya tidak
akan memperoleh keuntungan dari pengobatan. Akibatnya pengobatan seringkali
ditunda sampai timbul gejala (misalnya nyeri) atau kanker mulai memburuk. Jika
penderita merasakan nyeri, diberikan obat penghambat hormon atau kemoterapi
untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
Tetapi jika kanker hanya
ditemukan di tulang, maka dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran
merupakan pengobatan yang paling efektif untuk kanker tulang dan kanker yang
telah menyebar ke otak.
Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada: - kanker yang didukung oleh estrogen - penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama lebih dari 2 tahun setelah terdiagnosis - kanker yang tidak terlalu mengancam jiwa penderita. Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang berusia 40 tahun dan masih mengalami menstruasi serta menghasilkan estrogen dalam jumlah besar atau kepada penderita yang 5 tahun lalu mengalami menopause.
Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada: - kanker yang didukung oleh estrogen - penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama lebih dari 2 tahun setelah terdiagnosis - kanker yang tidak terlalu mengancam jiwa penderita. Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang berusia 40 tahun dan masih mengalami menstruasi serta menghasilkan estrogen dalam jumlah besar atau kepada penderita yang 5 tahun lalu mengalami menopause.
Tamoxifen memiliki sedikit
efek samping sehingga merupakan obat pilihan pertama. Selain itu, untuk
menghentikan pembentukan estrogen bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat
ovarium (indung telur) atau terapi penyinaran untuk menghancurkan ovarium. Jika
kanker mulai menyebar kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah
pemberian obat penghambat hormon, maka digunakan obat penghambat hormon yang
lain. Aminoglutetimid adalah obat penghambat hormon yang banyak digunakan untuk
mengatasi rasa nyeri akibat kanker di dalam tulang. Hydrocortisone (suatu
hormon steroid) biasanya diberikan pada saat yang bersamaan, karena
aminoglutetimid menekan pembentukan hydrocortisone alami oleh tubuh.
Kemoterapi yang paling
efektif adalah cyclophosphamide, doxorubicin, paclitaxel, dosetaxel, vinorelbin
dan mitomycin C. Obat-obat ini seringkali digunakan sebagai tambahan pada pemberian
obat penghambat hormon.
Kanker pada stadium awal
jarang menimbulkan gejala, karena itu sangat penting untuk melakukan
penyaringan. Beberapa prosedur yang digunakan untuk penyaringan kanker
payudara:
Mammografi.
Pada mammografi digunakan
sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara. Para
ahli menganjurkan kepada setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk
melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50 tahun keatas
mammogarm dilakukan sekali/tahun.
USG payudara. USG digunakan
untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan benjolan padat.
Termografi.
Pada termografi digunakan
suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Berdiri di depan cermin,
perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan
sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan
kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau
keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu
berkerut.
Masih berdiri di depan
cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan
ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk
menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur
payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
Kedua tangan di letakkan di
pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah
depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan,
telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk
lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu
bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan
setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap
payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan
tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
Berbaring terlentang dengan
bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas.
Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi
seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal
yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan
dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari
tangan kiri.
J. Pencegahan
Banyak faktor resiko yang
tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa
perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian
kanker. Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih
mudah diobati dan bisa disembuhkan jika masih pada stadium dini. SADARI,
pemeriksaan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan
merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini. Penelitian terakhir telah
menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi resiko kanker payudara,
yaitu tamoksifen dan raloksifen. Keduanya adalah anti estrogen di dalam
jaringan payudara. Tamoksifen telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan
pada penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker payudara. Obat ini
bisa digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi. Mastektomi
pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua payudara
dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang memiliki
resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah
diangkat karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita
kanker payudara dan wanita yang memiliki gen p53, BRCA1 atau BRCA 2).
Pemeriksaan fisik
Karena organ payudara
dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain faktor estrogen dan progesteron
maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan di saat pengaruh hormonal ini seminimal
mungkin, yaitu setelah menstruasi lebih kurang satu minggu dari hari pertama
menstruasi.
Penderita diperiksa dengan bagian atas terbuka :
Posisi tegak (duduk)
Penderita duduk dengan
tangan jatuh bebas kesamping, dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi yang
lebih kurang sama tinggi. Pada inspeksi dilihat : simetri payudara kanan – kiri
, kelainan papila, letak dan bentuknya, adakah retraksi putting susu, kelainan
kulit, tanda-tanda radang, peau d’ orange, dimpling, ulserasi dan lain-lain.
Posisi baring
Penderita berbaring dan
diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata di atas lapangan dada ; jika perlu
bahu/ punggung dengan bantal kecil pada penderita-penderita payudaranya yang
sakit. Palpasi ini dilakukan dengan mempergunakan palang distal dan falang
medial jari II, III, IV dan dikerjakan secara sistematis mulai dari kranial
setinggi iga ke-2 sampai ke distal setinggi iga ke-6.
Menetapkan keadaan tumornya
Lokasi tumor menurut kwadran
di payudara atau terletak di daerah sentral (subareoral dan di bawah papil). Ukuran
tumor, konsistensi, batas-batas tumor tegas atau tidak tegas.
Mobilitas tumor terhadap kulit dan m.pektoralis atau
dinding dada.
Kemungkinan diagnosa
Pre operasi
Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri
berhubungan dengan proses desak ruang jaringan payudara.
Gangguan Konsep Diri : Harga
Diri Rendah berhubungan dengan pembesaran jaringan payudara. Cemas berhubungan
dengan kurangnya informasi
Post operasi
1.
Gangguan rasa nyaman nyeri (post op) berhubungan dengan diskontinuitas
jaringan
2.
Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan insisi
jaringan
Resti infeksi berhubungan dengan pemajanan luka insisi terhadap lingkungan luar
Resti infeksi berhubungan dengan pemajanan luka insisi terhadap lingkungan luar
3.
Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan depresi
medulla oblongata.
4.
Bersihkan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan
peningkatan jumlah secret
5.
Pola nafas tak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi
paru.
6.
Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas usus
7.
Gangguan body image berhubungan dengan krisis situasi
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kanker payudara adalah tumor
ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam
kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
Hingga saat ini penyebab pasti terjadinya Kanker Payudara masih belum
diketahui, namun dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor predisposisi. Untuk
penatalaksanaan medis yang dilakukan terbagi menjadi tindakan bedah dan non
bedah.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment