BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Hasil belajar siswa di sekolah senantiasa menjadi masalah aktual untuk
dikaji, karena prestasi belajar merupakan gambaran tentang kualitas pendidikan
dan kualitas proses pembelajaran di sekolah dengan melibatkan berbagai komponen
pendidikan, seperti: guru, siswa, media pembelajaran, sarana pendidikan dan
kurikulum. Bahkan prestasi belajar yang dicapai siswa yang dapat dijadikan indikator
kesuksesan belajar siswa, keberhasilan sistem pembelajaran disekolah, sekaligus
sebagai prediksi keberhasilan siswa di masyarakat yang akan datang.
Harapan demikian dapat dicapai melalui pendidikan formal dalam berbagai
tingkatan dan pendidikan non formal. Implementasi sasaran tujuan pendidikan
nasional dalam tataran praktek pendidikan termasuk pendidikan sains sangat
ditentukan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang pendidikan. Berdasarkan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 bahwa :
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Sehubungan dengan
pencapaian tujuan pendidikan nasional, telah dilakukan berbagai upaya oleh
pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain diadakan perubahan
dan penyesuaian kurikulum di semua jenjang pendidikan, perbaikan mutu
pendidikan seperti penataran guru-guru, penggandaan buku paket, dan penambahan
sarana dan prasarana untuk kegiatan belajar mengajar di kelas, termasuk
pengelolaan proses pembelajaran mata pelajaran sains.
Pendidikan sains adalah merupakan disiplin ilmu-ilmu pasti, yang terdiri
dari Matematika dan ilmu pengetahuan alam (IPA). Menurut Mulyana (2004:178)
mengemukakan bahwa :
Ilmu
pengetahuan alam dan matematika merupakan dua disiplin ilmu yang memiliki cara
kerja berbeda, tetapi keduanya berkembang pada wilayah proposisi, teori, dan
dalil yang memiliki kebenaran pasti. Karenanya, kedua disiplin ilmu itu dikelompokkan sebagi ilmu pasti yang dalam konteks
tertentu sering disebut science
(sains).
Pembelajaran sains dulunya merupakan bagian dari pembelajaran IPA. Sejak
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, maka pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran IPA pada sekolah dasar diganti dengan istilah
Sains. Sains sebagai mata pelajaran di sekolah dasar diajarkan mulai dari kelas
satu sampai kelas enam sekolah dasar. Pada tahun pertama sampai tahun ketiga di
sekolah dasar, sains diajarkan secara terpadu dengan mata pelajaran lain dalam
bentuk bacaan yang berkaitan dengan lingkungan dan gejala alam. Pada tahun
tahun keempat sampai tahun keenam lebih detail membahas tentang lingkungan dan
gejala alam serta sudah terintegrasi dengan biologi, fisika, dan kimia.
Tujuan pendidikan sains berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
disingkat KTSP tahun 2007 dalam Rohandi (2008: 200) menyatakan
bahwa:
Fungsi pendidikan sains di sekolah dasar adalah mengembangkan pengetahuan
tentang alam semesta, melatih keterampilan sains, dan membangun pemahaman
tentang teknologi dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut UNESCO dalam Mulyana (2004:179)
mencatat bahwa:
Pembelajaran IPA dan Matematika yang dilakukan secara terpadu dengan
kebutuhan pendidikan nilai akan mampu merubah makna belajar dan meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam menghargai kontribusi iptek, mengembangkan minat
mereka dalam belajar, dan memiliki sikap ilmiah yang jelas.
Hampir semua guru telah mengetahui pentingnya pelaksanaan pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran, salah satunya adalah
penerapan metode inkuiri khususnya dalam pembelajaran sains. Pentingnya
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, pengaruh metode inkuiri dalam
pembelajaran sains dengan berbagai variabel tertentu antara lain seperti
pengaruhnya terhadap hasil belajar, hubungannya dengan kemampuan berpikir kreatif,
perubahan sikap, pengaruhnya terhadap keterampilan proses, dan dalam
hubungannya dengan penilaian keterampilan proses.
Namun kenyataannya di lapangan proses pembelajaran sains masih didominasi
dengan penyampaian fakta-fakta sains dengan ceramah dan kurang menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran sains. Akibatnya,
siswa lebih banyak diam, pasif, tidak lebih dari mendengarkan dan menyalin.
Belum lagi pelaksanaan pembelajaran berjalan monoton karena guru terkesan
melaksanakan kewajiban sebagai guru tanpa memperhatikan situasi dan kondisi
siswa. Dengan demikian proses pembelajaran tetap terpusat pada guru bukan pada
siswa yang bersangkutan.
Berdasarkan penelitian pendahuluan tanggal 5 Juni 2009, di kelas IV SD Emmy
Saelan Kota Makassar, diperoleh data bahwa hasil belajar sains siswa menurun
dari semester ke semester, yaitu pada semester satu tahun pelajaran 2007/2008
nilai hasil belajar rata-rata 67,17 pada semester dua tahun pelajaran 2007/2008
nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 64,96. Selanjutnya nilai rata-rata
hasil belajar semester satu tahun pelajaran 2008/2009 adalah 52,43.
Melihat data di atas maka dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan hasil
belajar murid, salah satu penyebabnya adalah metode pembelajaran yang dilakukan
kurang menarik bagi siswa, siswa kurang mampu mengembangkan ide-ide
kreatif dan menemukan alternatif pemecahan masalah. Hal ini membuat siswa
sangat tergantung pada guru, tidak terbiasa melihat alternatif lain yang
mungkin dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien.
Hal tersebut diduga sebagai salah satu penyebab rendahnya hasil belajar
khususnya dalam mata pelajaran sains.
Upaya yang dapat
dilakukan oleh guru dalam mengatasi masalah tersebut adalah guru sebaiknya
menerapkan metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara langsung dan
aktif dalam proses belajar mengajar. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan
guru adalah dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri dalam pelaksanaan
mata pelajaran sains pada siswa sekolah dasar. Oleh karena itu, untuk mencapai
tujuan tersebut di atas maka perlu menerapkan suatu metode inkuiri yang
berdasarkan pada pengetahuan dan pemahaman siswa dalam belajar.
Metode inkuiri memiliki keunggulan atau kelebihan bila diterapkan pada
siswa sekolah dasar dalam proses pembelajaran karena komponen dari praktek
proses belajar mengajar meliputi metode belajar mengajar yang memajukan cara
belajar siswa aktif, berorientasi pada proses pembelajaran, mengarahkan siswa
untuk memecahkan masalah yang dihadapi, mencari jalan keluar dari permasalahan
yang dihadapi yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa sekolah
dasar. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran sains khususnya pada siswa sekolah dasar adalah dengan menerapkan
metode inkuri.
Berdasarkan uraitan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas
dalam penelitian ini dengan judul “Peningkatan hasil belajar sains siswa
melalui metode inkuiri kelas IV SD Negeri Emmy Saelan Makassar”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: “Apakah hasil belajar sains pada siswa kelas IV SD Negeri Emmy
Saelan Makassar dapat ditingkatkan melalui metode inkuiri?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan yaitu untuk meningkatkan hasil belajar sains
melalui metode inkuiri pada siswa kelas IV SD Negeri Emmy Saelan Makassar.
D.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini
sebagai berikut:
1.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran bagi peningkatan
hasil belajar melalui metode inkuiri pada siswa kelas IV SD Negeri Emmy Saelan
Makassar khususnya peningkatan hasil belajar sains.
2.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Memberikan
sumbangan pemikiran bagi sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan pada
umumnya dan peningkatan hasil belajar sains pada siswa kelas IV sekolah
dasar khususnya melalui metode inkuiri.
b. Sebagai
masukan bagi guru sekolah dasar dalam upaya penerapan kegiatan pelaksanaan
metode inkuiri khususnya dalam pembelajaran sains untuk dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
c. Sebagai
bahan perbandingan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang berminat meneliti
tentang penerapan pembelajaran metode inkuiri dalam pembelajaran sains.
Anda bisa dapatkan
Judul Skripsi Lengkap dengan pembahasanya. Anda bisa mendownload filenya
lengkap dengan isinya dengan cara mengganti biaya pengetikan sebesar Rp. 200.000,- Per
Skripsi.
Silahkan anda Pilih Judul Skripsi yang anda inginkan
beserta kode nomor skripsi ke wahyuddinyusuf87@gmail.com atau
SMS langsung kenomor 0819 3383 3343
Dengan format, Nama – Alamat – Kode dan
judul Skripsi– e.mail – No.Hp.
Semua File skripsi bisa anda unduh / Download
apabila anda telah mendonasikan biaya pengetikan diatas.
Anda cukup mentransfer biaya pengetikan ke nomor rekening BRI 489201003415532
Atas nama Wahyuddin, SE
Mudah bukan....... Ayo tunggu apa lagi....
dari pada bingung
dari pada bingung
No comments:
Post a Comment